DIODA
A. Dioda
Tahun 1883, secara tidak
sengaja Edison telah membuat dioda pertama melalui pengujian bola lampunya.
Bila salah satu elektroda diberi tegangan positif terhadap kawat (filamen) maka
ada arus mengalir antara dua kawat dan bila diberi tegangan negatif maka tidak
ada arus mengalir. Kata “dioda” adalah di
= dua dan ode = elektroda. Jadi dioda adalah piranti dua terminal yang
terbuat dari bahan semikonduktor dengan arah arus tertentu.
Dioda-dioda semula berupa
piranti-piranti tagung hampa dengan filamen panas (disebut katoda) yang
memancarkan elektron-elektron bebas dan suatu pelat positif (disebut anoda)
yang mengumpulkan elektron-elektron tersebut.
Dioda modern memakai
piranti semikonduktor dengan bahan tipe
n yang menyediakan elektron-elektron bebas dan bahan tipe p yang
mengumpulkannya.
Bahan tipe n adalah
terbentuknya elektron bebas tidak disertai terbentuknya hole tetapi terbentuk
ion positif yang tidak dapat bergerak seperti gambar 1. Dimana, tanda - adalah
elektron-elektron bebas sebagai pembawa-pembawa mayoritas (majority carriers), tanda
– adalah hole-hole sebagai pembawa-pembawa minoritas (minority carriers) dan tanda plus dilingkari adalah ion-ion donor
atau ion-ion positif. Dan sebaliknya bahan tipe p adalah terbentuknya hole
disertai terbentuknya ion negatif yang tidak dapat bergerak seperti gambar 2.
Dimana, tanda + adalah hole-hole
(pembawa-pembawa mayoritas) dan tanda minus dilingkari adalah ion-ion akseptor
atau ion-ion negatif.
Gambar 1 Semikonduktor Tipe n
Gambar 2 Semikonduktor Tipe p
1. Lapisan Pengosongan (depletion
layer)
Batas antara bahan tipe p dan bahan tipe n
disebut persambungan (junction) seperti gambar 3.
Gambar 3 Gambar Persambungan PN
Secara difusi bila suatu
elektron memasuki daerah p maka elektron ini sebagai pembawa minoritas. Dengan
dikelilingi oleh lubang-lubang yang berjumlah banyak, pembawa minoritas akan
masuk ke salah satu lubang, lubang bersangkutan akan lenyap dan elektron bebas
menjadi elektron valensi. Daerah yang mengandung ion-ion positif dan negatif
disebut lapisan pengosongan (depletion
layer) karena pada daerah ini mengalami pengosongan dari pembawa-pembawa
muatan elektron maupun hole. Hubungan
pn ini yang disebut dioda dengan kaki yang bertanda positif (A) disebut anoda dan kaki yang bertanda
negatif (K) disebut katoda. Adapun
simbol dioda adalah seperti pada gambar 4.
Gambar 4 Simbol dioda
2. Forward bias
Hubungan forward
bias (bias maju) adalah bila kaki Anoda (bahan tipe p) dihubungkan ke
sumber tegangan positif dan kaki Katoda (bahan tipe n) dihubungkan ke sumber
tegangan negatif. Elektron-elektron bebas di bahan n bergerak menuju ke
persambungan yang meninggalkan ion-ion positif di sebelah kanan kristal.
Ion-ion positif ini kemudian akan menarik elektron-elektron bebas dari baterai
(sumber tegangan) lewat kawat rangkaian. Jadi, arah aliran elektron adalah dari
bahan tipe n ( K) ke bahan tipe p (A) dan sebaliknya arah arus dari bahan tipe
p (A) ke bahan tipe n (K) seperti gambar 5.
Gambar 5 forward bias diode
3. Reverse
Bias
Reverse Bias adalah pemberian sumber tegangan yang terbalik dimana kaki Anoda (bahan
tipe p) dihubungkan ke sumber tegangan negatif dan kaki Katoda (bahan tipe n)
dihubungkan ke sumber tegangan positf. Pembawa-pembawa mayoritas tidak dapat
menyeberangi persambungan dan
elektron-elektron bebas tidak mempunyai energi yang cukup besar untuk
menyeberangi persambungan sehingga tidak ada aliran arus dari katoda ke Anoda
seperti gambar 6.
Gambar 6 Reverse bias diode
Dioda disebut aktif atau ‘on’
apabila mendapat arus maju IF (forward
bias) dari hubungan baterai seperti gambar 5 dan dioda disebut tidak aktif
atau ‘off’ apabila mendapat arus mundur IR (reverse bias ) dari hubungan baterai seperti gambar 6. Adapun
karakteristik Dioda adalah seperti pada gambar 7
Gambar 7 Karakteristik Dioda
Dioda aktif apabila, untuk bahan semikonduktor Silikon
VF = 0,7 Volt dan untuk bahan semikonduktor Germanium VF
= 0,3 Volt. Dioda tidak aktif
apabila VD < 0 maka untuk
semikonduktor Silikon ID = 0 mA dan untuk semikonduktor Germanium ID
=IR. Pada saat arus reverse bias maksimum atau sama dengan VBD
(Breakdown Voltage) maka arus tak
terhingga atau dioda dapat menjadi rusak.
Rumus umum untuk arus dioda ID adalah:
dimana,
IS = arus reverse saturasi
k = 11.600/ɳ dengan ɳ=1
untuk Ge dan ɳ=2 untuk Si
Tk = TC
+ 2730
2.2
2.3 Dioda Zener
Prinsip kerja Dioda Zener adalah sama dengan kondisi arus
reverse dioda dimana pada saat dimana VBD disebut juga dengan VZ maka dioda zener
akan aktif dan teganan tetap sebesar tegangan zener VZ walaupun VD
diberikan < VZ seperti gambar 8.
Gambar 8 Karakteristik Dioda Zener
2.4 Aplikasi
Dioda
Contoh:
Diket:
Untuk rangkaian
dioda
seperti gambar 31(a)
dan menggunakan karakteristik seperti terlihat pada grafik 31(b).
Ditanya:
Tentukanlah,
a. VDq dan IDq
b. VR
(a) (b)
Gambar 31 Contoh rangkaian dan karakteristik dioda
Jawab:
Dengan memakai rumus KVL yaitu
Dari rumus KVL, dimana,
a.
Nilai ID dan
VD di-plot ke karakteristik dioda sehingga didapatkan,
Seperti gambar 10.
Gambar 10 Hasil pembacaan nilai IDq dan VDq
b. Tahanan R1 seri dengan Dioda D1
maka IR = IDq sehingga,
atau
perbedaan perhitungan VR dikarenakan pendekatan pembacaan nilai
IDq dan VDq dari karakteristik dioda gambar 10 diatas.
Adapun hasil simulasi rangkaian dan bentuk gelombang input dan output
seperti pada gambar 11.
Gambar 11 Bentuk gelombang Vi dan VO hasil simulasi.
2.4.1
Gerbang OR dan AND
2.4.1.1 Gerbang OR
Rangkaian gerbang OR dapat dirancang dengan memakai dioda
seperti gambar 12. Sesuai dengan tabel kebenaran gerbang OR apabila kedua input
berlogika ‘0’ maka output gerbang OR akan berlogika ‘0’ dan apabila salah satu
atau kedua input berlogika ‘1’ maka output gerbang OR akan berlogika ‘1’
Gambar 12 Rangkaian dan tabel
kebenaran
gerbang OR
Contoh, seperti gambar rangkaian 12
diatas bahwa V1 = 10 V (berlogika ‘1’) dan V2 = 0 Volt
(berlogika ‘0’) maka hasil tabel kebenaran adalah berlogika ‘1’ (VO
= 10 Volt). Dengan memakai rumus KVL akan mendapatkan hasil yang sama, yakni
dengan V2 di-ground maka dioda D2 tidak aktif dan dengan
V1 berlogika ‘1’ maka ada arus dari V1=10 V melalui R =
1k Ω ke ground. Dimana, VO paralel dengan tegangan di R sehingga VO
= VR = V1 – VD = 10 – 0,7 = 9,3 V (logika
‘1’). Jadi hasilnya sama dengan di tabel kebenaran yaitu berlogika ‘1’.
2.4.1.2 Gerbang AND
Hal yang sama seperti analisa rangkaian gerbang OR dapat diterapkan di
rangkaian gerbang AND seperti gambar 13 yaitu dengan memakai rumus KVL. Jika V1
=’1’ dan V2 = ‘0’ maka dioda D1 tidak aktif karena kaki
Anoda bertegangan 10 Volt dan kaki katoda bertegangan 10 Volt juga. Dioda D2
aktif sehingga tegangan output VO = Vi - VR =
VD2 = 0,7 Volt (berlogika ‘0’).
Gambar 13
Rangkaian dan tabel kebenaran gerbang AND
2.4.2. Penyearah (rectification)
2.4.2.1 Penyearah setengah gelombang (half-wave rectification)
Adapun rangkaian half-wave rectification dengan gelombang tegangan input Vi berbentuk sinus seperti gambar 14. Pada saat tegangan input bertegangan setengah gelombang positif maka dioda aktif atau terjadi short circuit pada dioda jika dimisalkan dioda adalah dioda ideal seperti gambar 15. Tegangan setengah gelombang positif terbentuk di tahanan R seperti terlihat pada hasil simulasi gambar 16. Dan sebaliknya, pada saat tegangan input Vi bertegangan setengah gelombang negatif maka dioda tidak aktif (seperti rangkaian terbuka) sehingga tidak ada arus yang mengalir di tahanan R atau VO =VR = 0 Volt.
Gambar 14 rangkaian half-wave rectification
Gambar 15 Dioda ideal aktif menjadi rangkaian short circuit
(a)
|
|
(b)
|
Gambar 16 (a) rangkaian dan (b) bentuk gelombang input
dan output hasil simulasi
2.4.2.2 Penyearah gelombang
penuh (full-wave rectification)
2.4.2.2.1
Bridge network
Adapun rangkaian dan bentuk output hasil simulasi seperti gambar 17. Pada saat tegangan input Vi bertegangan setengah gelombang positif maka arus dari Vi mengalir ke dioda D2, terus ke tahanan R, ke D3 dan kembali ke Vi, sehingga tegangan setengah gelombang positif terbentuk di tahanan R dengan arah arus mengalir di tahanan R dari kanan ke kiri. Dan sebaliknya pada saat tegangan input bertegangan setengah gelombang negatif maka dioda D1 dan D4 aktif sehingga arus di tahanan R tetap berarah dari kanan ke kiri.
(a)
|
|
(b)
|
Gambar 17 (a) rangkaian dan (b) bentuk gelombang input
dan output hasil simulasi
2.4.2.2.2
Centre Tapped
Transformer
Rangkaian dan bentuk output hasil simulasi seperti gambar 18. Pada saat tegangan input Vi bertegangan setengah gelombang positif maka arus dari Vi mengalir ke dioda D1, terus ke tahanan R dan kembali ke Vi, sehingga tegangan setengah gelombang positif terbentuk di tahanan R dengan arah arus mengalir di tahanan R dari kanan ke kiri. Dan sebaliknya pada saat tegangan input bertegangan setengah gelombang negatif maka dioda D2 aktif sehingga arus di tahanan R tetap berarah dari kanan ke kiri.
(a)
|
|
(b)
|
Gambar 18 (a) rangkaian dan (b) bentuk gelombang input
dan output hasil simulasi
2.4.3
Clippers
Rangkaian clippers adalah rangkaian pemotong sinyal input Vi dengan memanfaatkan kerja dioda.
a). seri
Rangkaian dan bentuk gelombang input Vi dan
output VO serta hasil simulasi seperti gambar 19. Pada saat tegangan
input Vi bertegangan setengah gelombang positif maka arus dari Vi
mengalir ke dioda D1, terus ke tahanan R dan kembali ke Vi,
sehingga tegangan setengah gelombang positif terbentuk di tahanan R. Dan
sebaliknya pada saat tegangan input bertegangan setengah gelombang negatif maka
dioda D1 tidak aktif sehingga tegangan di VO = VR
= 0 Volt.
(a)
|
|
(b)
|
|
(c)
|
Gambar 19 (a) rangkaian, (b) dan (c) bentuk gelombang
input dan output hasil simulasi dengan untuk arah dioda yang berbeda
b). Clipper
seri dengan DC
Rangkaian suatu sumber tegangan dc yang diserikan dengan dioda seperti gambar 20.
(a)
|
|
(b)
|
|
(c)
|
Gambar 20 (a) rangkaian dan bentuk gelombang Vi dan VO (b) dan (c)
hasil simulasi bentuk gelombang Vi dan VO dengan seri -Vdc
dan +Vdc
c). Paralel
Adapun rangkaian dan bentuk gelombang input Vi dan output VO serta hasil simulasi seperti gambar 21. Pada saat tegangan input Vi bertegangan setengah gelombang positif maka arus dari Vi mengalir ke tahanan R, terus ke dioda D1 dan kembali ke Vi, sehingga tegangan VO = VD = 0,7 Volt. Dan sebaliknya pada saat tegangan input bertegangan setengah gelombang negatif maka dioda D1 tidak aktif sehingga tegangan di VO = Vi.
(a)
|
|
(b)
|
|
(c)
|
Gambar 21 (a) rangkaian, (b) dan (c) bentuk gelombang
input dan output hasil simulasi
d). Clipper paralel dengan DC
Rangkaian suatu sumber tegangan dc yang diparalelkan dengan dioda seperti gambar 22.
(a)
|
|
(b)
|
|
(c)
|
|
(d)
|
Gambar 22 (a) rangkaian dan bentuk gelombang Vi dan VO (b) dan (c)
bentuk gelombang input dan output hasil simulasi dengan seri +Vdc
dan –Vdc serta (d) dengan ±Vdc
2.4.4
Clamper
Rangkaian clamper adalah rangkaian yang menarik tegangan (peak to peak) ke atas atau ke bawah dengan memanfaatkan prinsip kerja kapasitor seperti gambar 23. Pada setengah gelombang positif (saat dioda aktif) maka C mengisi sehingga VC = Vi dan setengah gelombang negatif maka dioda tidak aktif dan C membuang sebesar VC ke tahanan R sehingga VR = 2 Vi = Vi +VC.
(a)
|
|||
(b)
|
|||
(c)
|
|||
(d)
|
|||
(e)
|
|||
Gambar 23 (a) rangkaian dan bentuk gelombang Vi dan Vo (b) gambar arah arus saat dioda
aktif dan tidak aktif (c) bentuk gelombang input dan output hasil simulasi. (d)
dan (e) Hasil simulasi bentuk gelombang output VO dimana dioda seri
dengan +Vdc dan - Vdc
Dari
gambar 23(e) untuk mendapatkan hasil
output maka dipakai rumus KVL. Dimulai dari tegangan input setengah gelombang
negatif maka dioda aktif dan kapasitor C mengisi sehingga VO = Vdc
= -5 Volt (misal dioda ideal VF=0 Volt) serta,
Dan saat tegangan input setengah gelombang positif maka dioda tidak aktif
dan kapasitor C (VC = 10 Volt) membuang sehingga,
2.4.5 Dioda Zener
Dioda zener saat ‘on’
bertegangan sebesar Vz dan saat ‘off’
bertegangan sebesar VD seperti gambar 24 yaitu gambar rangkaian
ekivalen dioda zener.
Dari
gambar 24(c) untuk mendapatkan hasil
output maka dipakai rumus KVL. Bila diberikan tegangan input setengah gelombang
positif maka dioda zener aktif (VD ≥ VBD) maka
Jika diberikan tegangan input
setengah gelombang negatif maka dioda zener tidak aktif (berfungsi seperti
dioda biasa aktif) sehingga,
(a)
|
|
(b)
|
|
(c)
|
Gambar 24 (a) rangkaian ekivalen dioda zener (b)
Rangkaian paralel dioda zener dan bentuk gelombang input dan output (c) hasil
simulasi paralel dioda zener
2.4.6
Voltage Multiplier Circuit
Rangkaian pengganda tegangan (Voltage Multiplier Circuit) adalah rangkaian yang dapat melipatgandakan keluaran tegangan outputnya dengan memanfaatkan prinsip kerja kapasitor seperti gambar 25.
(a)
|
|
(b)
|
|
(c)
|
Gambar 25 (a) rangkaian Voltage Multiplier (b) hasil simulasi
bentuk gelombang output pada setengah siklus (c) hasil simulasi bentuk
gelombang output pada satu siklus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar